STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Strategi Penyelesaian
Konfliknya. Yang pertama adalah adanya pendekatan terhadap konflik yang dialami
pendekatan yang dilakukan diantaranya:
1.
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau
masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi
konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri.namun pendekatan ini menurut
saya kurang baik,kenapa ? kalau kita menghindari konflik yang terjadi bukankah
nantinya malah akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Lebih baik menerima
konflik tersebut lalu meluruskan permasalahannya lalu diskusikan agar tidak
menimbulkan masalah yang lebih besar.
2.
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur
strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang
lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada
mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat
yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda
memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya
atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini
mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting
untuk alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada
waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan
kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang
terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama dalam penyelesain masalahnya.
Mengendalikan konflik
berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi
sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi
yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka
konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
1.
Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya
dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan
bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2.
Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari
terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang
sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
3.
Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti :
menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan
semua unit kerja.
4.
Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab
konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
5.
Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan
melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
6.
Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang
dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan
untuk menyelesaikan perselisihan.
7.
Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit
kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan
berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama
lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8.
Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara
mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam
menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
Ada tiga metode
penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan,
kompromi, dan pemecahan masalah integratif.Dominasi atau penekanan. Dominasi
atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1.
Kekerasan (forcing) : yaitu penekanan otokratik.
2.
Penenangan (smoothing) : menenangkan diri dari konflik
3.
Penghindaran (avoidance) : menghidari konflik itu
sendiri
4.
Aturan mayoritas (majority rule) yaitu menyelesaikan
konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui
prosedur yang adil.
5.
Kompromi : yaitu mencari jalan tengah untuk kedua
pihak yang terjadi konflik
KESIMPULAN
Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahawa Konflik adalah perbedaan tujuan,latar belakang
ataupun pendiria antara dua orang atau lebih.konflik yang terjadi dapat
diselesaikan dengan pendekatan dan pendekatan yang paling baik adalah
memecahkan masalah dan kolaborasi yaitu menyelesaikan masalah dengan kedua
pihak menang.kemudia konflik juga dapat dikendalikan atau dapat diturunkan
instesitasnya dengan berbagai cara diantaranya adalah membentuk forum agar
masalah yang terjadi dapat diselesaikan.kemudian yang terakhir adalah metode
penyelesaian konflik, dan menurut sayang yang terbaik adalah kompromi yaitu
mencari jalan tengah untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar