Senin, 02 Januari 2017

TULISAN MANAJEMEN UMUM ( TEORI MOTIVASI, MANAGEMENT BY EXCEPTION , PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI , MANAJEMEN INFORMASI SISTEM )

03.48.00 0 Comments
1. PENGERTIAN DAN TEORI TEORI MOTIVASI


Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi  – Sebuah perusahaan Manufakturing, pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang banyak. Agar karyawan-karyawan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, diperlukan Motivasi yang cukup dalam bekerja. Motiv1asi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang artinya adalah “Menggerakkan”. 


Teori-teori Motivasi
Beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan diantaranya adalah :

1. Teori Hierarki Maslow
Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943.  Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.

Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.

Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.

Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.


2. Teori ERG Alderfer
Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :
Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.

Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.
Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.


3. Teori Kebutuhan McClelland
Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an.  Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :
Kebutuhan akan Pencapaian (need for achievement)
Kebutuhan akan Afiliasi (need for affiliation)
Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)


4. Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.


5. Teori Harapan Vroom
Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory.
Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)
Valensi (Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.


2. PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI

Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :
1)      Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
2)      Model hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
3)      Model Sumber Daya Manusia
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.





4. DEFINISI MANAGEMEN BY EXCEPTION

MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediaakan oleh sistem informatika yang berbasis komputer yang memikul sebagian tanggungjawab dalam pengendalian sistem fisik maka waktu yang dimiliki manajer dapat digunakan secara efektif.

Pada Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung oleh tersedianya :
1) Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
2) Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.

Standar yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi letidalsesuaian antara Kinerja Aktual( apa yang telah dan sedang dicapai ) dengan Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai).

Contoh :
ā„¦ Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
ā„¦ Keputusan yang dapat diambil antara lain:
- Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
- Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
- Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengmbil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1. manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2. keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3. perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan 

Seorang manager dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggung
jawabnya hrus didukung oleh tersedianya:
Informasi mengenai dan apa yang sedang dicapai oleh unit kerjanya
Standar kinerja yang dapat menunjukan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar yang dikombinasikandengan output informasi (misalnya laporan penjualan)akan
memungkinkan terjadinya management by exception.

Management by exception adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manager apabila
terjadi ketidaksesuaian antara kinerja aktual(apa yang sedang dicapai) dengan standar
kinerja(apa yang harus dicapai).
Contoh:seorang manager menentukan bahwa jumlah produksi sepatu dalam sehari harus
berada dalam jangkauan 1000 sampai 1250 pasang sepatu.apabila dalam suatu saat
jumlah produksi melebihi standar yang ditentukan,misalnya hingga 1500 pasang sepatu
maka berlakulah MBE.manager melakukan dan mengambil keputusan pada kondisi saat
itu.
Jika anda seorang manager apa yang akan anda lakukan terhadap kelebihan produksi
sepatu tadi?
Management by exception memberikan tiga kelebihan dasar:

manager tidak membuang waktu untuk memantau aktivitas yang berlangsung secara
normal.
keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
perhatian dipusatkan pada peluang peluang maupun hal hal yang berjalan semestinya.
MBE adlah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK(sistem informasi
berbasis komputer).dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab
dalam pengendalian sistem fisik,maka waktu yang dimiliki manager dapat digunakan
secara efektif.

5. Pengertian atau Definisi Sistem Informasi Manajemen Menurut 7 Ahli Manajemen


1. Sistem Informasi Manajemen Menurut Jogiyanto Hartono (2000:700)

Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk  semua tingkat manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

2. Sistem Informasi Manajemen Menurut George M. Scott yang diterjemahkan oleh Budiman (2001:100)

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sifat Sistem Informasi Manajemen dapat digaris bawahi sebagai berikut:

·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Adalah Menyeluruh
·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Adalah Terkoordinasi  
·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Memiliki Sub-sistem Informasi
·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Terintegrasi Secara Rasional 
·                     Sistem  Informasi  Manajemen  (SIM)  Mentransformasikan  Data  kedalam  Informasi dengan berbagai Cara 
·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Meningkatkan Produktivitas 
·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sesuai dengan Sifat dan Gaya Manajer 
·                     Sistem Informasi Manajemen (SIM) Menggunakan Kriteria Mutu yang Telah Ditetapkan 

3. Sistem Informasi Manajemen Menurut Raymond  Coleman yang diterjemahkan oleh Moekijat  (1991:40)


Sistem Informasi Manajemen yang efektif adalah  jika sistem tersebut dapat memberikan data yang cermat,  tepat waktu, dan yang penting artinya bagi perencanaan, analisis, dan pengendalian manajemen untuk mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.
1-3 Sumber: http://digilib.unila.ac.id/15862/17/BAB%20II.pdf

4. Sistem Informasi Manajemen SD Menurut Leonardo Hasahatan Siregar (2007)


Sistem Informasi Manajemen SIM merupakan sebuah sistem terstruktur yang digunakan untuk mengelola data secara komputerisasi. Didalam SIM terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan yaitu pencarian pemuktahiran presentasi data dan penyimpanan data. Dengan demikian dapat diharapkan SIM dapat dikaitkan untuk mempermudah penyusunan informasi manajemen sekolah-sekolah agar terstruktur dengan baik. Bantuan Operasional Sekolah BOS merupakan bantuan yang diberikan pemerintah untuk melancarkan program belajar sembilan tahun sehingga diperlukan informasi basis data tiap Sekolah Dasar agar lebih mudah dalam pendistribusiannya. Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dasar SIM-SD dibuat dari pengabungan informasi data tabular dan data spasial yang akan menghasilkan basis data sekolah yang lebih mudah penggunaannya user friendly. Hasil dan analisa SIM ini berupa Sistem Informasi Basis Data tiap-tiap sekolah yang meliputi data spasial dan data tabular. Dari hasil dan analisa informasi data yang dip eroleh BOS pada umumnya dipergunakan untuk biaya operasional personil sehingga bertolak belakang yang seharusnya untuk biaya operasional nonpersonil. Depdiknas 2006.
Sumber: 
digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100007028448/7725
5. Sistem Informasi Manajemen Menurut Gordon B. Davis (1984)


Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang  terintegrasi  antara  manusia  dan  mesin  yang  mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi.

6. Sistem Informasi Manajemen Menurut James.  A.F.  Stoner


Definisi Sistem Informasi Manajemen yaitu metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi   perencanaan, pengawasan, dan fungsi operasi sebuah organisasi yang lebih efektif.  
7. Menurut the ensiclopedia of management


Sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk memberikan   bantuan piawai yang memudahkan proses manajerial kepada pejabat pimpinan. Moekijat (2005).
5,6,7 - sumber: http://digilib.uinsby.ac.id/6999/3/bab%202.pdf

KESIMPULAN 
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.Data-data tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi. 

Tujuan Sistem Informasi Manajemen



1.                   Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan didalam suatu perhitungan harga pokok jasa, produk, serta tujuan lainnya yang diinginkan manajemen.
2.                   Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan didalam suatu perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, serta juga perbaikan berkelanjutan.
3.                   Menyediakan suatu informasi untuk pengambilan suatu keputusan.
"Tujuan adanya SIM adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat dihandalkan dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan strategis.” (Wahyudi K. dan Subondo Agus M, 2001 : 6).


Proses Sistem Informasi Manajemen

1. Perencanaan
2. Pengendalian
3. Pengambilan Keputusan


Sumber Daya Sistem Informasi Manajemen

1.                   Komponen perangkat keras (hardware) berada pada pondasi dan menyediakan infrastruktur untuk mendukung SIM. 
2.                   Komponen perangkat lunak (software) merupakan suatu komponen untuk mempercepat proses penyampaian.
3.                   Di puncak piramida terdapat SDM (brainware), merupakan hal paling akhir disiapkan tetapi  merupakan hal yang paling penting, karena jika SDM tidak siap, maka sebuah SIM tidak akan dapat berjalan
4.                    

Fungsi Sistem Informasi Manajemen

1.                   Mempermudah dalam perencanaan, peembagian tugas, dan pengawasan.
2.                   Pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien karena data yang ditampilkan lebih akurat dan cepat
3.                   Produktifitas meningkat
4.                   Menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan
5.                   Kualitas SDM meningkat, karena pekerjaan utama dengan dibantu oleh sistem sehingga SDM akan berpikir lebih kreatif ke arah positif.

Contoh Penerapan Sistem Informasi Manajemen

1.                   Sistem informasi akuntansi (keuangan)
2.                   Sistem informasi akademik (pendidikan/sekolah)
3.                   Sistem informasi pemasaran
4.                   Sistem informasi manajemen persediaan (inventory)
5.                   Sistem informasi personalia (HRD)
6.                   Sistem informasi distribus
7.                   Sistem informasi pembelian (purchasing)
8.                   Sistem informasi kekayaan
9.                   Sistem informasi analisis kredit 
10.                Sistem informasi penelitian dan pengembangan (riset)
11.                Sistem informasi analisis software
12.                Sistem informasi teknik (engineering)


13.                Sistem informasi Rumah Sakit

PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DAN PENGAWASAN PADA PT HM SAMPOERNA . TBK

03.42.00 0 Comments
PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK PT HM SAMPOERNA TBK



PT HM SAMPOERNA TBK.
BUDAYA PERUSAHAAN TAK BERUBAH

Kendati sudah berpindah kepemilikan, karyawan terus mengadopsi budaya yang diciptakan sang pendiri. Ketika Putera Sampoerna mengumumkan menjual nyaris seluruh saham HM Sampoerna miliknya kepada Philip Morris Indonesia pada 2005 silam, banyak orang tercengang. Pasalnya, generasi ketiga keluarga Sampoerna itu menjual 97% kepemilikan di perusahaan senilai Rp18,5 triliun. Kini, keluarga Sampoerna tak lagi mengurusi bisnis asap.
Lewat bendera Sampoerna Strategic, Putera menggunakan dana tersebut untuk menggarap sektor properti, infrastruktur, dan agrobisnis. Akan tetapi, corporate culture yang ditanamkan keluarga Sampoerna di HM Sampoerna masih terus bertahan hingga kini. Bahkan, Martin King, presdir PT HM Sampoerna Tbk., yang berasal dari Philip Morris, pernah berseloroh tidak akan mengubah budaya perusahaan. “Budaya Sampoerna sudah kuat dan berhasil membuat perusahaan itu tumbuh besar. Jadi, buat apa diubah?” cetusnya.
Setidaknya, Sampoerna menggembleng karyawannya dengan budaya adaptif, inovatif, dinamis, berani mencoba, friendly, dan pantang menyerah. Pernah, suatu kali, hampir seluruh staf andal Sampoerna dibajak oleh kompetitor. Namun, berkat sistem kerja, performa Sampoerna saat itu tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Sementara itu, hadirnya Philip Morris juga membuat budaya kerja Sampoerna lebih tertata, rapi, dan teratur. Mulai dari sistem pengelolaan karyawan, peraturan perusahaan, mekanisme kontrol dan produksi, pemasaran dan penjualan, sampai how to do business.
Di bisnis rokok, gebrakan Putera Sampoerna terus diingat sepanjang masa dengan inovasi A Mild, rokok rendah tar dan nikotin, di tengah ramainya pasar rokok kretek. Sadar bahwa kompetisi tak berhenti, Sampoerna meluncurkan U Mild, rokok rendah tar dan nikotin kelas 2, di bawah A Mild. Teranyar adalah kemunculan A Volution, rokok rendah tar dan nikotin dengan bentuk slim.
Meski telah berusia senja, perusahaan makin matang. Per akhir 2008, laba bersih perusahaan naik 7,4% menjadi Rp3,89 triliun jika dibandingkan setahun sebelumnya yang Rp3,62 triliun. Menurut pihak manajemen, kenaikan laba bersih ini didukung oleh peningkatan penjualan hingga 16% sepanjang 2007–2008, dari yang semula Rp29,79 triliun menjadi Rp34,68 triliun.
Sejatinya, sejarah dimulai ketika Liem Seeng Tee mendirikan perusahaan rokok bernama Handel Maastchapij Liem pada 1913. Kesempatan muncul pada awal 1916 ketika Liem Seeng Tee membeli berbagai jenis tembakau dalam jumlah besar dari seorang pedagang tembakau yang bangkrut. Sejak itu, Liem Seeng Tee dan Tjiang Nio, istrinya, mencurahkan seluruh tenaganya untuk mengembangkan bisnis tembakau. Seiring berjalannya waktu, nama perusahaan berubah menjadi Hanjaya Mandala Sampoerna. Sampai kini, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. terus tumbuh dan tumbuh.
Tulisan ini dikutip dari majalah Warta Ekonomi edisi 10/XXI/2009, 18-31 Mei 2009. Halaman 49. Judul asli tulisan ini adalah “Budaya Perusahaan Tak Berubah.”

Penanganan konflik pt sampoerna
Sampoerna menggembleng karyawannya dengan budaya adaptif, inovatif, dinamis, berani mencoba, friendly, dan pantang menyerah. Pernah, suatu kali, hampir seluruh staf andal Sampoerna dibajak oleh kompetitor. Namun, berkat sistem kerja, performa Sampoerna saat itu tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Sementara itu, hadirnya Philip Morris juga membuat budaya kerja Sampoerna lebih tertata, rapi, dan teratur. Mulai dari sistem pengelolaan karyawan, peraturan perusahaan, mekanisme kontrol dan produksi, pemasaran dan penjualan, sampai how to do business.




PENANGANAN MANAJEMEN PENGAWASAN PADAA PT SAMPOERNA


Dalam menaganani permasalahan dan menjalankan tugas tugasnya pt sampoerna memunyai tata kelolaa perusahaan yang berfungsi sebagai pengawasan dalam berjalanya sebuah perusahaan berikut adalah pihak pihak yang termaksud dalam manajemen pengawasan beserta fungsinya :


A.    TATA KELOLA PERUSAHAAN.
Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan publik, sekaligus sebagai afi liasi PMI, penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afi liasi PMI, termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan Sampoerna pada seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.
Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh tim yang terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Audit Internal, dan Sekretaris Perusahaan. Tim tersebut secara rutin memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan Perusahaan.
1.      Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas keputusan-keputusan Direksi dalam mengelola jalannya Sampoerna serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam melakukan tugas-tugas pengawasannya, Dewan Komisaris berhak melakukan audit atas pembukuan Sampoerna. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris melakukan pertemuan terjadwal serta pertemuan tambahan bila diperlukan. Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, Dewan Komisaris mengadakan lima kali pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas anggota, sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.


2.      Direksi
Direksi bertanggung jawab mengelola Sampoerna untuk mencapai maksud dan tujuannya. Direksi berhak mewakili Sampoerna, baik di dalam maupun di luar pengadilan, tentang segala hal dan dalam segala kejadian. Direksi juga berhak mengikat Sampoerna dengan pihak lain, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Sampoerna, Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang tentang Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
Direksi juga mendapatkan pelatihan dan pengembangan secara berkala, yang frekuensi dan jenisnya disesuaikan dengan fungsi dan tanggung jawab masing-masing Direksi. Direksi menyelenggarakan rapat rutin, umumnya setiap bulan, yang dapat melibatkan pimpinan divisi dan manajer senior tertentu. Rapat tersebut antara lain membahas kinerja keuangan kuartalan dan rekomendasi dividen, situasi ekonomi, situasi pasar, kompetisi, informasi penjualan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan operasional dan kegiatan usaha Sampoerna.
Sepanjang Tahun Buku 2012, Direksi mengadakan 12 pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas anggota, sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.
3.      Komite Audit
Sebagaimana dinyatakan dalam Piagam Komite Audit, Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris Sampoerna dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab Komite Audit meliputi penelahan atas laporan keuangan Sampoerna, pekerjaan Audit Internal, implementasi manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal dan peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan Sampoerna.
Komite Audit diketuai oleh Phang Cheow Hock dan beranggotakan Goh Kok Ho dan Dr. Ronny Kusuma Muntoro, yang seluruhnya diangkat berdasarkan keputusan Dewan Komisaris pada tanggal 9 Desember 2010. Phang Cheow Hock dan Goh Kok Ho adalah Komisaris Independen Sampoerna sedangkan Dr. Ronny Kusuma Muntoro merupakan tokoh akademisi dari Universitas Indonesia yang berpengalaman luas dalam pengajaran dan studi system informasi, sistem pengendalian manajemen, serta akuntansi biaya dan manajemen.
Komite Audit mengadakan 9 kali pertemuan selama periode antara 1 April 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini di terbitkan yang dihadiri oleh seluruh anggota. Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi (“KNR”) pada 9 Maret 2011. KNR memberikan saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang hal-hal terkait nominasi dan remunerasi Direksi, Dewan Komisaris dan Komite-Komite Dewan Komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan tanggal 27 April 2012 memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris, dengan memperhatikan rekomendasi dari KNR untuk menetapkan (i) gaji dan tunjangan untuk setiap anggota Direksi, dan (ii) uang jasa, honorarium atau tunjangan untuk setiap anggota Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012 dan tahun-tahun buku selanjutnya sampai ditentukan lain oleh RUPS.
Saat ini KNR diketuai oleh Phang Cheow Hock yang diangkat pada tanggal 9 Maret 2011 untuk masa jabatan selama lima tahun. Berdasarkan pengangkatan pada tanggal 1 Maret 2012, KNR beranggotakan Ervin Laurence Pakpahan, seorang sarjana hukum dari Universitas Indonesia yang bergabung dengan Sampoerna sebagai Senior Counsel pada tahun 2008. Dewan Komisaris pada tanggal 13 Maret 2013 menyetujui pengangkatan Linda Setiawan sebagai anggota KNR menggantikan Indra Dammen Kanoena efektif sejak tanggal 4 Januari 2013. Linda Setiawan memiliki gelar sarjana teknik lingkungan dari Institut Teknologi Bandung dan gelar Master of Science in Environmental Engineering dari Technische UniversitƤt Hamburg-Harburg, Jerman. Beliau bergabung dengan Sampoerna sebagai Graduate Intake pada tahun 2005.
Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, KNR mengadakan dua kali pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota.
4.      Audit Internal
Audit Internal membantu Direksi mengelola proses-proses internal Sampoerna. Piagam Audit Internal dikeluarkan pada tahun 2009 oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Audit Internal memantau kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan Sampoerna, serta hal-hal lain sebagaimana diminta oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Voong Che Yee menduduki jabatan Ketua Audit Internal sejak tahun 2010 setelah cukup lama berkarier di bidang keuangan dan manajemen pada afi liasi PMI di Hong Kong, Malaysia dan Singapura. Voong Che Yee memiliki gelar Sarjana bidang Ekonomi dengan jurusan Akuntansi dari University of Hull, Inggris. Beliau adalah anggota dari Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales.
Sebagaimana dijabarkan dalam Piagam Audit Internal, tugas utama Audit Internal adalah memberikan Direksi penilaian objektif yang independen mengenai kecukupan dan keefektifan Sistem Pengendalian Internal yang dijalankan Sampoerna.
5.      Kegiatan-Kegiatan Audit Internal
Demi terselenggaranya kinerja dengan baik, lengkap dan tepat waktu, Audit Internal memiliki wewenang sebagai berikut:
§  Akses langsung dan penuh terhadap pembukuan, arsip dan fasilitas Sampoerna sebagaimana dibutuhkan secara wajar untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya;
§  Berkomunikasi secara langsung dan mengadakan pertemuan berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit atau para anggotanya serta
§  Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal Sampoerna.
Sepanjang Tahun Buku 2012, kegiatan-kegiatan Audit Internal adalah antara lain:
§  Menyiapkan dan mengembangkan rencana audit berdasarkan pendekatan risiko;
§  Menerapkan rencana audit, membuat ikhtisar temuan audit dan merekomendasikan perbaikan terhadap bidang-bidang yang diaudit dan melaporkan kepada Direksi;
§  Melakukan audit khusus sebagaimana diminta oleh Direksi.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Audit Internal memiliki sejumlah tenaga audit dan keuangan yang profesional dan berkualifi kasi serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai. Ketua Audit Internal mengadakan pertemuan bulanan untuk memonitor dan mengevaluasi kualitas penyelesaian yang tepat waktu dan pelaporan kegiatan dan temuan audit kepada Direksi dan Komite Audit.
Untuk menjaga kemandirian Audit Internal, para karyawan Audit Internal tidak terlibat langsung dalam melaksanakan dan/atau membuat keputusan terkait kegiatan operasional Sampoerna.
6.      Risiko dan Manajemen Risiko
Usaha Sampoerna tidak terlepas dari risiko-risiko yang timbul dari pengaruh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:
o   Perubahan yang signifi kan atas sistem cukai dan perubahan signifi kan pada regulasi industri rokok di Indonesia;
o   Kondisi ekonomi, sosial dan politik;
o   Persaingan usaha;
o   Perubahan selera dan preferensi perokok dewasa;
o   Rokok palsu dan/atau selundupan;
o   Devaluasi mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata uang asing; dan
o   Kenaikan tingkat suku bunga.
Risiko-risiko lainnya antara lain meliputi tuntutan hukum, kegagalan peluncuran produk baru, dan fl uktuasi harga tembakau, cengkeh dan bahan baku lainnya.
Sampoerna senantiasa berusaha mengurangi risiko usaha melalui pengendalian internal yang efektif dan memadai, penyusunan rencana tak terduga dan melalui asuransi. Selama Tahun Buku 2012, tidak ada tuntutan hukum yang mempengaruhi hasil usaha Sampoerna secara signifi kan.
7.      Komunikasi Karyawan
Komunikasi dengan karyawan merupakan salah satu aspek penting dari tata kelola perusahaan. Untuk kepentingan itu, Sampoerna memanfaatkan berbagai media komunikasi, seperti majalah triwulan Lentera, TV Sampoerna, Radio Sampoerna, surat elektronik, acara tatap muka dengan Presiden Direktur dan anggota Direksi lainnya yang dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang di sebut dengan Sersan, kegiatan karyawan, perayaan ulang tahun Sampoerna dan pertemuan-pertemuan lainnya.
8.      Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor
Sekretaris Perusahaan membantu Direksi dalam memastikan kepatuhan Sampoerna terhadap peraturan dan kebijakan pasar modal, dan memastikan bahwa Direksi mendapatkan informasi mengenai perubahan peraturan pasar modal beserta implikasinya. Dalam menjalankan fungsinya, Sekretaris Perusahaan bekerja sama dengan Departemen Hukum dan Divisi Hubungan Investor. Sekretaris Perusahaan dan Divisi Hubungan Investor memastikan bahwa otoritas pasar modal yang sekarang dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), otoritas bursa (Bursa Efek Indonesia), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, pemegang saham, investor, analis efek dan masyarakat pasar modal mendapatkan informasi yang memadai sesuai ketentuan pasar modal yang berlaku.
Selama Tahun Buku 2012, Sampoerna mengadakan sejumlah aktivitas termasuk paparan publik tahunan dan penerbitan rilis media. Fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh Maharani Djody Subandhi sejak 3 Maret 2010. Beliau memiliki gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia dan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2008 sebagai Counsel. Untuk melayani komunikasi online dengan kalangan investor, Sampoerna menyediakan alamat surat elektronik khusus (investor. relations@sampoerna.com) dan situs Internet yang dapat diakses melalui http://www.sampoerna.com.



Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer