1. PENGERTIAN DAN TEORI TEORI MOTIVASI
Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi –
Sebuah perusahaan Manufakturing, pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang
banyak. Agar karyawan-karyawan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik
sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, diperlukan Motivasi
yang cukup dalam bekerja. Motiv1asi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere”
yang artinya adalah “Menggerakkan”.
Teori-teori
Motivasi
Beberapa
Teori Motivasi yang sering digunakan diantaranya adalah :
1.
Teori Hierarki Maslow
Teori
Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada
tahun 1943. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan
Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih
tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki
Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
Kebutuhan
Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan,
minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan
hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
Kebutuhan
Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan
baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi,
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
Kebutuhan
Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia
merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga
dan teman.
Kebutuhan
Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi
kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh
orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap
orang.
Kebutuhan
Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau
keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
2.
Teori ERG Alderfer
Pada
tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia
yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori tersebut
merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan
Tiga kebutuhan Manusia yaitu :
Kebutuhan
Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor
fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan
Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan
dengan orang lain.
Kebutuhan
Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh
dan mencapai potensi diri secara maksmal.
Teori
yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG
Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.
3.
Teori Kebutuhan McClelland
Seorang
Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan
antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an.
Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :
Kebutuhan
akan Pencapaian (need for achievement)
Kebutuhan
akan Afiliasi (need for affiliation)
Kebutuhan
akan kekuasaan (need for power)
4.
Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Frederick
Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori
Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203
akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian
tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan
dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua
Faktor.
Kepuasan
bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung
jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga
dengan Faktor Motivator.
Ketidakpuasan
bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan
lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering
disebut dengan Faktor Hygiene.
5.
Teori Harapan Vroom
Seorang
professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang
berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang
beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena
menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal
dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory.
Terdapat
3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
Harapan (Expectancy),
yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja
tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
Instrumentally,
yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil
tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)
Valensi (Valence),
yaitu mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh
orang-orang terhadap sebuah hasil.
2. PANDANGAN MOTIVASI
DALAM ORGANISASI
Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :
1) Model
Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
2) Model
hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
3) Model
Sumber Daya Manusia
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
4. DEFINISI MANAGEMEN BY EXCEPTION
MBE
adalah suatu kemampuan dasar yang disediaakan oleh sistem informatika yang
berbasis komputer yang memikul sebagian tanggungjawab dalam pengendalian sistem
fisik maka waktu yang dimiliki manajer dapat digunakan secara efektif.
Pada Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung oleh tersedianya :
1) Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
2) Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi letidalsesuaian antara Kinerja Aktual( apa yang telah dan sedang dicapai ) dengan Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai).
Contoh :
Ω Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
Ω Keputusan yang dapat diambil antara lain:
- Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
- Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
- Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.
Dalam mengmbil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1. manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2. keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3. perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan
Seorang manager dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggung
jawabnya hrus didukung oleh tersedianya:
Informasi mengenai dan apa yang sedang dicapai oleh unit kerjanya
Standar kinerja yang dapat menunjukan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar yang dikombinasikandengan output informasi (misalnya laporan penjualan)akan
memungkinkan terjadinya management by exception.
Management by exception adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manager apabila
terjadi ketidaksesuaian antara kinerja aktual(apa yang sedang dicapai) dengan standar
kinerja(apa yang harus dicapai).
Contoh:seorang manager menentukan bahwa jumlah produksi sepatu dalam sehari harus
berada dalam jangkauan 1000 sampai 1250 pasang sepatu.apabila dalam suatu saat
jumlah produksi melebihi standar yang ditentukan,misalnya hingga 1500 pasang sepatu
maka berlakulah MBE.manager melakukan dan mengambil keputusan pada kondisi saat
itu.
Jika anda seorang manager apa yang akan anda lakukan terhadap kelebihan produksi
sepatu tadi?
Management by exception memberikan tiga kelebihan dasar:
manager tidak membuang waktu untuk memantau aktivitas yang berlangsung secara
normal.
keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
perhatian dipusatkan pada peluang peluang maupun hal hal yang berjalan semestinya.
MBE adlah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK(sistem informasi
berbasis komputer).dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab
dalam pengendalian sistem fisik,maka waktu yang dimiliki manager dapat digunakan
secara efektif.
Pada Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung oleh tersedianya :
1) Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
2) Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi letidalsesuaian antara Kinerja Aktual( apa yang telah dan sedang dicapai ) dengan Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai).
Contoh :
Ω Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
Ω Keputusan yang dapat diambil antara lain:
- Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
- Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
- Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.
Dalam mengmbil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1. manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2. keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3. perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan
Seorang manager dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggung
jawabnya hrus didukung oleh tersedianya:
Informasi mengenai dan apa yang sedang dicapai oleh unit kerjanya
Standar kinerja yang dapat menunjukan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar yang dikombinasikandengan output informasi (misalnya laporan penjualan)akan
memungkinkan terjadinya management by exception.
Management by exception adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manager apabila
terjadi ketidaksesuaian antara kinerja aktual(apa yang sedang dicapai) dengan standar
kinerja(apa yang harus dicapai).
Contoh:seorang manager menentukan bahwa jumlah produksi sepatu dalam sehari harus
berada dalam jangkauan 1000 sampai 1250 pasang sepatu.apabila dalam suatu saat
jumlah produksi melebihi standar yang ditentukan,misalnya hingga 1500 pasang sepatu
maka berlakulah MBE.manager melakukan dan mengambil keputusan pada kondisi saat
itu.
Jika anda seorang manager apa yang akan anda lakukan terhadap kelebihan produksi
sepatu tadi?
Management by exception memberikan tiga kelebihan dasar:
manager tidak membuang waktu untuk memantau aktivitas yang berlangsung secara
normal.
keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
perhatian dipusatkan pada peluang peluang maupun hal hal yang berjalan semestinya.
MBE adlah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK(sistem informasi
berbasis komputer).dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab
dalam pengendalian sistem fisik,maka waktu yang dimiliki manager dapat digunakan
secara efektif.
5. Pengertian atau Definisi Sistem
Informasi Manajemen Menurut 7 Ahli Manajemen
1. Sistem Informasi Manajemen Menurut Jogiyanto Hartono (2000:700)
Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi
sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data
untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen
didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
2. Sistem Informasi Manajemen Menurut George M. Scott yang diterjemahkan oleh Budiman (2001:100)
Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang
mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara
guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas
dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sifat Sistem Informasi Manajemen dapat digaris bawahi sebagai
berikut:
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Adalah Menyeluruh
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Adalah Terkoordinasi
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Memiliki Sub-sistem Informasi
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Terintegrasi Secara Rasional
·
Sistem
Informasi Manajemen (SIM) Mentransformasikan Data
kedalam Informasi dengan berbagai Cara
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Meningkatkan Produktivitas
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Sesuai dengan Sifat dan Gaya Manajer
·
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Menggunakan Kriteria Mutu yang Telah Ditetapkan
3. Sistem Informasi Manajemen Menurut Raymond Coleman yang diterjemahkan oleh Moekijat (1991:40)
Sistem Informasi Manajemen yang efektif adalah jika sistem
tersebut dapat memberikan data yang cermat, tepat waktu, dan yang penting
artinya bagi perencanaan, analisis, dan pengendalian manajemen untuk
mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.
1-3 Sumber: http://digilib.unila.ac.id/15862/17/BAB%20II.pdf
4. Sistem Informasi Manajemen SD Menurut Leonardo Hasahatan Siregar (2007)
4. Sistem Informasi Manajemen SD Menurut Leonardo Hasahatan Siregar (2007)
Sistem Informasi Manajemen SIM merupakan sebuah sistem terstruktur yang digunakan untuk mengelola data secara komputerisasi. Didalam SIM terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan yaitu pencarian pemuktahiran presentasi data dan penyimpanan data. Dengan demikian dapat diharapkan SIM dapat dikaitkan untuk mempermudah penyusunan informasi manajemen sekolah-sekolah agar terstruktur dengan baik. Bantuan Operasional Sekolah BOS merupakan bantuan yang diberikan pemerintah untuk melancarkan program belajar sembilan tahun sehingga diperlukan informasi basis data tiap Sekolah Dasar agar lebih mudah dalam pendistribusiannya. Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dasar SIM-SD dibuat dari pengabungan informasi data tabular dan data spasial yang akan menghasilkan basis data sekolah yang lebih mudah penggunaannya user friendly. Hasil dan analisa SIM ini berupa Sistem Informasi Basis Data tiap-tiap sekolah yang meliputi data spasial dan data tabular. Dari hasil dan analisa informasi data yang dip eroleh BOS pada umumnya dipergunakan untuk biaya operasional personil sehingga bertolak belakang yang seharusnya untuk biaya operasional nonpersonil. Depdiknas 2006.
Sumber: digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100007028448/7725
5. Sistem
Informasi Manajemen Menurut Gordon B. Davis (1984)
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang
terintegrasi antara manusia dan mesin yang
mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi,
jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi.
6. Sistem Informasi Manajemen Menurut James. A.F. Stoner
Definisi Sistem Informasi Manajemen yaitu metode yang formal
yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat
dipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi
perencanaan, pengawasan, dan fungsi operasi sebuah organisasi yang lebih
efektif.
7. Menurut the ensiclopedia of management
Sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang direncanakan
dan disusun untuk memberikan bantuan piawai yang memudahkan proses
manajerial kepada pejabat pimpinan. Moekijat (2005).
5,6,7 -
sumber: http://digilib.uinsby.ac.id/6999/3/bab%202.pdf
KESIMPULAN
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.Data-data tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi.
KESIMPULAN
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.Data-data tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi.
Tujuan Sistem Informasi
Manajemen
1.
Menyediakan suatu informasi yang
dipergunakan didalam suatu perhitungan harga pokok jasa, produk, serta tujuan
lainnya yang diinginkan manajemen.
2.
Menyediakan suatu informasi yang
dipergunakan didalam suatu perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, serta
juga perbaikan berkelanjutan.
3.
Menyediakan suatu informasi untuk
pengambilan suatu keputusan.
"Tujuan adanya SIM
adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat dihandalkan dalam
mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan
manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun
keputusan-keputusan strategis.” (Wahyudi K. dan Subondo Agus M, 2001 : 6).
Proses Sistem Informasi
Manajemen
1. Perencanaan
2. Pengendalian
3. Pengambilan Keputusan
2. Pengendalian
3. Pengambilan Keputusan
Sumber Daya
Sistem Informasi Manajemen
1.
Komponen perangkat keras (hardware) berada pada pondasi dan
menyediakan infrastruktur untuk mendukung SIM.
2.
Komponen perangkat lunak (software) merupakan suatu komponen
untuk mempercepat proses penyampaian.
3.
Di puncak piramida terdapat SDM (brainware), merupakan hal paling
akhir disiapkan tetapi merupakan hal yang paling penting, karena jika SDM
tidak siap, maka sebuah SIM tidak akan dapat berjalan
4.
Fungsi
Sistem Informasi Manajemen
1.
Mempermudah dalam perencanaan,
peembagian tugas, dan pengawasan.
2.
Pekerjaan menjadi lebih efektif dan
efisien karena data yang ditampilkan lebih akurat dan cepat
3.
Produktifitas meningkat
4.
Menekan biaya-biaya yang tidak
diperlukan
5.
Kualitas SDM meningkat, karena
pekerjaan utama dengan dibantu oleh sistem sehingga SDM akan berpikir lebih
kreatif ke arah positif.
Contoh
Penerapan Sistem Informasi Manajemen
1.
Sistem informasi akuntansi (keuangan)
2.
Sistem informasi akademik
(pendidikan/sekolah)
3.
Sistem informasi pemasaran
4.
Sistem informasi manajemen persediaan
(inventory)
5.
Sistem informasi personalia (HRD)
6.
Sistem informasi distribus
7.
Sistem informasi pembelian
(purchasing)
8.
Sistem informasi kekayaan
9.
Sistem informasi analisis
kredit
10.
Sistem informasi penelitian dan
pengembangan (riset)
11.
Sistem informasi analisis software
12.
Sistem informasi teknik (engineering)
13.
Sistem informasi Rumah Sakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar