1. TIPE KEPEMIMPINAN KARISMATIK
Dalam
kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang
tidak mengetahui benar sebab-sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma besar.
Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia
Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini
antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Soekarno, Margaret
Tacher, dan Gorbachev.
2. TIPE PATERNALISTIS
Yaitu
tipe kepemimpinan kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a.
Menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b.
Bersikap terlalu melindungi (overly
protective).
c.
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
d.
Hampir-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
e.
Tidak memberikan atau hampir-hampir
tidak pernah memberikan kesempatan kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
f.
Selalu bersikap maha-tahu dan maha
benar.
3. TIPE MILITERISTIS
Tipe
ini bersifat kemiliteran, namun hanya gaya luaran saja yang mencontoh militer.
Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan ini berbeda sekali dengan kepemimpinan
organisasi militer. Sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:
a. Lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando, terhadap bawahannya sangat keras,
otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.
b. Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan.
c. Sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
berlebihan.
d. Tidak
menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
e. Komunikasi
hanya berlangsung searah.
4. TIPE OTOKRATIS
Kepemimpinan
ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipenuhi.
Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal. Pada a one man show,
dia sangat berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi
informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua
pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi pemimpin sendiri.
5. TIPE LAISSEZ FAIRE
Pada
tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia
merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis
sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, atau
kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan atau sistem nepotisme.
6. TIPE POPULISTIS
Profesor
Peter Worsley dalam bukunya the third worldmendefiniskan kepemimpinan
populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas
rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang
menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yangberhati-hati terhadap
kolonialisme dan penindasan-penindasan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan
asing (luar negeri).
Kepemimpinan
populistis ini berpegang teguh kepada nilai-nilai masyarakat tradisional. Juga
kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri
(asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali)
nasionalisme. Dan oleh Profesor S.N Einsentadt, populisme erat dikaitkan dengan
modernitas-tradisional.
7. TIPE ADMINISTRATIF ATAU
EKSEKUTIF
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Sedangkan para pemimpinnya terdiri dari teknokrat
dan administratur yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan.
Dengan demikian, dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien
untuk memerintah, yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan
usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini
diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu teknologi, industri, manajemen
modern dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.
8. TIPE DEMOKRATIS
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada
“person atau individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada
partisipasi aktif dari setiap kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar